Pasaman Barat (Reportase Sumbar)---Tiga Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Sumatera Barat keluarkan Deklarasi Kebangsaan menolak semua bentuk paham radikal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang sudah tumbuh sejak lama di tengah masyarakat Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Deklarasi Kebangsaan Gerakan Pemuda Ansor yang diikuti Pimpinan Cabang Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat, Minggu (16/7/2017) malam usai shalat Isya berjamaah di Masjid Al-Ikhlas Sidodadi Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat.
Pernyataan yang dibacakan kader Ansor Padang Pariaman M. Fadly, menyebutkan, menyikapi perkembangan bangsa Indonesia belakangan ini, maka dengan ini Ansor menyatakanm, pertama, Gerakan Pemuda Ansor menolak semua bentuk paham radikal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang sudah tumbuh sejak lama di tengah masyarakat Indonesia.
Kedua, menolak paham dan gerakan ISIS yang nyata-nyata tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusian dan agama Islam. Ketiga, mendukung pernyataan sikap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor tentang pembubaran ormas Hizbur Tahrir Indonesia (HTI) yang dinilai mengancam keutuhan NKRI.
Keempat, mendukung sikap Pemerintah Indonesia yang membubarkan organisasi atau kelompok yang nyata-nyata berlawanan dengan ideologi Pancasila dan mengancam keutuhan NKRI. Kelima, mendukung sikap TNI dan Polri yang tegas mengambilkan tindakan terhadap pihak-pihak yang dapat mengancam keutuhan NKRI.
Naskah pernyataan ditandatangani Ketua PC Padang Pariaman Zeki Aliwardana, Ketua PC Pasaman Asrial dan Ketua PC Pasaman Barat Djafrinal Effendi.
Menurut Zeki Ali Wardana, pernyataan sikap ini disampaikan sebagai bentuk kepedulian Ansor terhadap dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. “Ansor tidak ingin negara ini dicabik-cabik oleh kelompok yang datang kemudian untuk menghancurkan dengan paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila sehingga merongrong keutuhan NKRI. Karena Ansor amat menyadari negara dan bangsa Indonesia didirikan dan dipertahankan oleh para pendahulu dengan pengorbanan pikiran, fisik, tetesan darah para ulama, santri dan komponen bangsa Indonesia lainnya,” kata Zeki, yang juga mantan Sekretaris PMII Kota Pariaman ini.
Djafrinal Effendi pun menambahkan, melalui deklarasi kebangsaan ini, kami ingin mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap paham-paham yang cenderung radikal dan terindikasi merongrong keutuhan NKRI. Meski dibungkus dengan simbol-simbol Islam, namun targetnya jelas membawa kepentingan pihak luar sehingga ideologi bangsa Indonesia diganti sesuai dengan misinya.
“Setiap kader Ansor sudah dibekali wawasan kenapa harus menjaga empat pilar kebangsaan Indonesia. Yakni ideologi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1 945. Sejarah panjang dan kondisi yang dimiliki Indonesia, hanya cocok dengan konsep empat pilar tersebut,” kata Djafrinal, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sumatera Barat ini.
Menurut Ketua Ansor Pasaman Asrial Arfandi Hasan, generasi muda yang tingkat pengetahuan agamanya (Islam) minim lebih mudah dimasuki paham radikal. Jika bertemu dan diajak oleh orang berpaham radikal, bisa tergoda untuk mengikutinya. “Untuk itu, generasi muda perlu meningkatkan pengetahuan agama Islam-nya yang berpahamkan rahmatan lil’alamin, Islam yang moderat,” kata Asrial, mantan Camat Padang Gelugur Kabupaten Pasaman ini.
Dikatakan Asrial, deklarasi kebangsaan ini juga meningkatkan silaturrahmi dan konsolidasi Ansor sesama pimpinan dan kader Ansor di tiga cabang. Ke depan pertemuan ini diharapkan dapat ditingkatkan dengan jumlah cabang yang lebih banyak. (at)