(Reportase Sumbar)---Mahasiswa Universitas Taman Siswa (Unitas) yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah masyarakat harus lebih kreatif dalam memberdayakan potensi masyarakat di lokasi penempatanya. Apa yang dapat dikembangkan di daerah KKN, bisa dikembangkan menjadi peluang usaha yang bermanfaat bagi masyarakat. Seiring dengan itu, mahasiswa KKN pun bisa mengembangkan potensi tersebut sebagai peluang usaha.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Kabupaten Padang Pariaman Armaidi Tanjung dan Dosen Penanggungjawab KKN Mahasiswa Unitas Jorong Gati, Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Rudy Kusuma, Ph.D, Kamis (23/7/2017), ketika berdialog dengan mahasiswa KKN Universitas Taman Siswa (Unitas) Padang, di poskonya Jorong Gati, Korong Tanjung Pisang Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman.
Menurut Rudy Kusuma, pemberdayaan ekonomi kepada remaja Jorong Gati yang menghasilkan bros tidak hanya sekedar pelatihan selama KKN saja. Potensi ini harus dikembangkan oleh mahasiswa KKN, sekalipun tidak lagi berada di lokasi KKN. Produk bros yang dihasilkan ini bisa dipasarkan. Langkah awal bagaimana memperkenalkan produk bros ini di lingkungan sendiri dari mahasiswa.
“Dengan harga yang terjangkau dan dipasarkan di Padang misalnya, mahasiswa KKN Unitas bisa pula mencari peluang usaha. Langkah berikutnya bisa mencari peluang pasar baru. Kalau ini dilakukan mahasiswa KKN, maka kehadiran mahasiswa KKN benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” kata Rudy yang juga Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sumatera Barat ini.
Sementara itu, Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Padang Pariaman Armaidi Tanjung menyebutkan, mahasiswa harus melakukan sesuatu yang kreatif dan inovatif dengan prinsip 3 M. Yakni mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari yang kecil. “Mahasiswa jangan hanya menyalahkan atau memperbincangkan orang lain untuk berbuat sesuatu, sementara dirinya sendiri hanya sebatas kata atau ide semata. Jika mahasiswa melihat sesuatu yang kurang berkenan, maka mulailah merubahnya dari diri sendiri. Jangan tunggu dulu orang lain merubahnya,” kata Armaidi Tanjung.
Selanjutnya, kata Armaidi, mahasiswa melakukan sesuatu inovasi dan kreatifitas, mulailah dari sekarang. Jangan ditunggu satu bulan, setahun atau tamat dulu kuliah. Biasanya orang yang selalu menunda, apa yang dinginkan tidak tercapai. “Memulai sesuatu, termasuk peluang usaha, tentu harus dimulai dari yang kecil. Jangan bermimpi, baru mulai berusaha, langsung jadi besar. Banyak orang sukses dan berhasil dalam bisnis, pengusaha, wiraswasta, mereka memulainya dari yang kecil,” tutur Armaidi Tanjung yang didampingi Sekretariat FKS Padangpariaman Gusniati.
Sebelumnya, Ketua Mahasiswa KKN Unitas Jorong Gati Reyhan Fadlurahman melaporkan, selama KKN sudah melakukan antara lain pembangunan lapangan takraw, penyuluhan hukum, pemberdayaan ekonomi dengan memberikan pelatihan pembuatan bros, penanaman rumput gajah untuk makanan ternak, dan kegiatan lainnya. Kelompoknya berjumlah 22 orang mahasiswa, dan KKN berakhir Minggu (27/8/2017), katanya. (RS/001)
Hal itu diungkapkan Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Kabupaten Padang Pariaman Armaidi Tanjung dan Dosen Penanggungjawab KKN Mahasiswa Unitas Jorong Gati, Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Rudy Kusuma, Ph.D, Kamis (23/7/2017), ketika berdialog dengan mahasiswa KKN Universitas Taman Siswa (Unitas) Padang, di poskonya Jorong Gati, Korong Tanjung Pisang Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman.
Menurut Rudy Kusuma, pemberdayaan ekonomi kepada remaja Jorong Gati yang menghasilkan bros tidak hanya sekedar pelatihan selama KKN saja. Potensi ini harus dikembangkan oleh mahasiswa KKN, sekalipun tidak lagi berada di lokasi KKN. Produk bros yang dihasilkan ini bisa dipasarkan. Langkah awal bagaimana memperkenalkan produk bros ini di lingkungan sendiri dari mahasiswa.
“Dengan harga yang terjangkau dan dipasarkan di Padang misalnya, mahasiswa KKN Unitas bisa pula mencari peluang usaha. Langkah berikutnya bisa mencari peluang pasar baru. Kalau ini dilakukan mahasiswa KKN, maka kehadiran mahasiswa KKN benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” kata Rudy yang juga Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sumatera Barat ini.
Sementara itu, Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Padang Pariaman Armaidi Tanjung menyebutkan, mahasiswa harus melakukan sesuatu yang kreatif dan inovatif dengan prinsip 3 M. Yakni mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari yang kecil. “Mahasiswa jangan hanya menyalahkan atau memperbincangkan orang lain untuk berbuat sesuatu, sementara dirinya sendiri hanya sebatas kata atau ide semata. Jika mahasiswa melihat sesuatu yang kurang berkenan, maka mulailah merubahnya dari diri sendiri. Jangan tunggu dulu orang lain merubahnya,” kata Armaidi Tanjung.
Selanjutnya, kata Armaidi, mahasiswa melakukan sesuatu inovasi dan kreatifitas, mulailah dari sekarang. Jangan ditunggu satu bulan, setahun atau tamat dulu kuliah. Biasanya orang yang selalu menunda, apa yang dinginkan tidak tercapai. “Memulai sesuatu, termasuk peluang usaha, tentu harus dimulai dari yang kecil. Jangan bermimpi, baru mulai berusaha, langsung jadi besar. Banyak orang sukses dan berhasil dalam bisnis, pengusaha, wiraswasta, mereka memulainya dari yang kecil,” tutur Armaidi Tanjung yang didampingi Sekretariat FKS Padangpariaman Gusniati.
Sebelumnya, Ketua Mahasiswa KKN Unitas Jorong Gati Reyhan Fadlurahman melaporkan, selama KKN sudah melakukan antara lain pembangunan lapangan takraw, penyuluhan hukum, pemberdayaan ekonomi dengan memberikan pelatihan pembuatan bros, penanaman rumput gajah untuk makanan ternak, dan kegiatan lainnya. Kelompoknya berjumlah 22 orang mahasiswa, dan KKN berakhir Minggu (27/8/2017), katanya. (RS/001)