Pariaman (Reportase Sumbar)--Kepala Dinas Pendidikan, Kanderi juga tak luput mengingat para guru di sekitar Kota Pariaman agar juga membudayakan gemar membaca. Hal itu lanjutnya diperlukan agar para guru selaku tenaga pendidik tidak mau ketinggalan. oleh perkembangan zaman.
"Karena sekarang pemerintah telah mencanangkan Program Literasi, dimana anak didik di seluruh sekolah diwajibkan agar membudayakan gemar membaca. Makanya, jangan sampai para guru nantinya justru ketinggalan oleh para siswanya sendiri. Karena itu guru tentunya juga harus lebih banyak membaca," ujar Kadis Pendidikan Kota Pariaman, Kanderi, saat dihubungi kemarin.
Ditegaskannya, di tengah perkembangan era informasi dan komunikasi dewasa ini, tentunya banyak media yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana penambah pengetahuan. Baik itu yang bersumber dari media cetak atau elektronik. Demikian pula media telekomunikasi atau gadged dan sejenisnya.
Prinsipnya, asal kita mau sekarang ini tidak ada yang sulit sebenarnya. Yang terpenting guru hendaknya juga harus lebih rajin lagi menambah pengetahuan mereka masing-masing. Caranya, ya itu dengan banyak membaca," terangnya.
Termasuk diantaranya sebagai pendidik, guru juga perlu menguasai metode membaca cepat, untuk kemudian bisa diajarkan kepada murid-muridnya di sekolah.
Kanderi mengakui, dalam beberapa kasus yang ditemukannya, justru ada guru yang ditunjukkan oleh muridnya sendiri, karena faktor ketidaktahuan si guru dalam menjawab soal tertentu. Jika itu sampai terjadi, maka yang malu tentu adalah si guru itu sendiri.
Jajaran Dinas Pendidikan Kota Pariaman dewasa ini makin mengintensifkan program literasi di masing-masing sekolah yang ada di Kota Tabuik Pariaman.
Seperti diakui Kadis Pendidikan Kota Pariaman, Kanderi, saat dihubungi di ruang kerjanya, kemarin. Kanderi menyebutkan, program literasi yang dikembangkan di tiap-tiap sekolah di sekitar Kota Pariaman terutama dimaksudkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya membaca di kalangan para siswa di Kota Pariaman. Bahkan Kanderi mengakui khusus untuk program literasi, Kota Pariaman lanjutnya bahkan telah melebihi program literasi yang dicanangkan secara nasional. "Karena seperti diketahui, di Pariaman ini program membaca tidak hanya sebatas di sekolah saja, tetapi juga berlanjut hingga malam harinya. Salah satu bktinya, yaitu dengan diprogramkannya Maghrib Mengaji, atau program membaca Alquran, yang berlangsung di tiap-tiap masjid di sekitar Kota Pariaman," terangnya.
Begitu pula selama di sekolah, anak-anak atau pelajar lanjut mantan Kepsek SMKN I Kota Pariaman ini, juga mengikuti program literasi yang ditetapkan secara nasional. Diantaranya, untuk lima belas menit sebelum memulai pelajaran pertama, anak-anak biasanya diwajibkan membaca buku apa saja, tentunya yang ada kaitannya dengan pengetahuan umum yang bisa menunjang pengembangan wawasan mereka selaku anak didik.
"Prinsipnya kita di Kota Pariaman ini sangat serius menyelenggarakan program literasi, seperti yang dicanangkan secara nasional itu. Temasuk diantaranya kita juga terus melengkapi berbagai fasilitas penunjang perpustakaan yang ada, baik itu dengan melengkapi buku-buku penunjang atau sarana pendukung lainnya," klaimnya menambahkan. Prinsipnya, sesuai dengan program literasi yang ada, maka istilahnya, tiada waktu yang terbuang, atau tiada hari tanpa membaca.
Senada dengan itu diakui Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Pariaman, Yurnal. Menurutnya, program literasi di sekolah terutama ditujukan agar anak-anak mampu membaca sendiri, sekaligus bisa memahami apa yang dibacanya, "Selain itu dalam program literasi sekolah anak-anak juga diarahkan agar gemar membaca materi yang berkaitan dengan muatan lokal, di samping materi pengetahuan lainnya," terangnya,
Selain itu, masing-masing sekolah juga diarahkan agar memberikan ruang dan kesempatan yang luas untuk para siswa dalam mengembangkan kreatifitas mereka, terutama dengan terus mendorong anak didiknya masing-masing untuk lebih gemar membaca. Demikian pula sekolah juga dianjurkan agar menyediakan ruang atau tempat khusus, seperti pojok baca di sekolah dan yang lainnya. (*)
"Karena sekarang pemerintah telah mencanangkan Program Literasi, dimana anak didik di seluruh sekolah diwajibkan agar membudayakan gemar membaca. Makanya, jangan sampai para guru nantinya justru ketinggalan oleh para siswanya sendiri. Karena itu guru tentunya juga harus lebih banyak membaca," ujar Kadis Pendidikan Kota Pariaman, Kanderi, saat dihubungi kemarin.
Ditegaskannya, di tengah perkembangan era informasi dan komunikasi dewasa ini, tentunya banyak media yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana penambah pengetahuan. Baik itu yang bersumber dari media cetak atau elektronik. Demikian pula media telekomunikasi atau gadged dan sejenisnya.
Prinsipnya, asal kita mau sekarang ini tidak ada yang sulit sebenarnya. Yang terpenting guru hendaknya juga harus lebih rajin lagi menambah pengetahuan mereka masing-masing. Caranya, ya itu dengan banyak membaca," terangnya.
Termasuk diantaranya sebagai pendidik, guru juga perlu menguasai metode membaca cepat, untuk kemudian bisa diajarkan kepada murid-muridnya di sekolah.
Kanderi mengakui, dalam beberapa kasus yang ditemukannya, justru ada guru yang ditunjukkan oleh muridnya sendiri, karena faktor ketidaktahuan si guru dalam menjawab soal tertentu. Jika itu sampai terjadi, maka yang malu tentu adalah si guru itu sendiri.
Jajaran Dinas Pendidikan Kota Pariaman dewasa ini makin mengintensifkan program literasi di masing-masing sekolah yang ada di Kota Tabuik Pariaman.
Seperti diakui Kadis Pendidikan Kota Pariaman, Kanderi, saat dihubungi di ruang kerjanya, kemarin. Kanderi menyebutkan, program literasi yang dikembangkan di tiap-tiap sekolah di sekitar Kota Pariaman terutama dimaksudkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya membaca di kalangan para siswa di Kota Pariaman. Bahkan Kanderi mengakui khusus untuk program literasi, Kota Pariaman lanjutnya bahkan telah melebihi program literasi yang dicanangkan secara nasional. "Karena seperti diketahui, di Pariaman ini program membaca tidak hanya sebatas di sekolah saja, tetapi juga berlanjut hingga malam harinya. Salah satu bktinya, yaitu dengan diprogramkannya Maghrib Mengaji, atau program membaca Alquran, yang berlangsung di tiap-tiap masjid di sekitar Kota Pariaman," terangnya.
Begitu pula selama di sekolah, anak-anak atau pelajar lanjut mantan Kepsek SMKN I Kota Pariaman ini, juga mengikuti program literasi yang ditetapkan secara nasional. Diantaranya, untuk lima belas menit sebelum memulai pelajaran pertama, anak-anak biasanya diwajibkan membaca buku apa saja, tentunya yang ada kaitannya dengan pengetahuan umum yang bisa menunjang pengembangan wawasan mereka selaku anak didik.
"Prinsipnya kita di Kota Pariaman ini sangat serius menyelenggarakan program literasi, seperti yang dicanangkan secara nasional itu. Temasuk diantaranya kita juga terus melengkapi berbagai fasilitas penunjang perpustakaan yang ada, baik itu dengan melengkapi buku-buku penunjang atau sarana pendukung lainnya," klaimnya menambahkan. Prinsipnya, sesuai dengan program literasi yang ada, maka istilahnya, tiada waktu yang terbuang, atau tiada hari tanpa membaca.
Senada dengan itu diakui Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Pariaman, Yurnal. Menurutnya, program literasi di sekolah terutama ditujukan agar anak-anak mampu membaca sendiri, sekaligus bisa memahami apa yang dibacanya, "Selain itu dalam program literasi sekolah anak-anak juga diarahkan agar gemar membaca materi yang berkaitan dengan muatan lokal, di samping materi pengetahuan lainnya," terangnya,
Selain itu, masing-masing sekolah juga diarahkan agar memberikan ruang dan kesempatan yang luas untuk para siswa dalam mengembangkan kreatifitas mereka, terutama dengan terus mendorong anak didiknya masing-masing untuk lebih gemar membaca. Demikian pula sekolah juga dianjurkan agar menyediakan ruang atau tempat khusus, seperti pojok baca di sekolah dan yang lainnya. (*)