Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni Bersama Wakil Bupati Suhatri Bur, Ketika Berdialog Dengan Salah Seorang Pelajar SD beberapa waktu yang lalu ( Sumber Fhoto : Antara Sumbar ) |
Kondisi demikian sangat mendukung, apalagi Bupati Padangpariaman H Ali Mukni juga mantan seorang guru. Artinya, dengan mantan guru Bupati Padangpariaman otomatis dunia pendidikan harus berkembang sesuai dengan keinginan bersama.
Untuk mencapai kondisi tersebut tentu butuh dukungan semua pihak, mulai dari dukungan para majelis guru yang melakukan proses belajar mengajar di lingkungan Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Tingkat Lanjutan Pertama (SLTP) sampai ke tingkat Jajaran Dinas Pendidikan. Mereka semua wajib memiliki komitmen bersama memajukan dunia pendidikan tanpa ada ebel-embel dibaliknya.
Atas dasar itulah, Kepala Dinas Pendidikan Padangpariaman Rahmang bertekat menjadi semua sekolah, mulai dari SD sampai SLTA, sekolah para juara. Rahmang kepada wartawan menyatakan sekolah bagi para juara, adalah program tentang sekolah tanpa diskriminasi, artinya dalam sekolah semua siswa-siswi akan diperlakukan sama, dengan prinsip kesetaraan dan keadilan.
Jadi, lanjut Ramang diharapkan potensi masing-masing siswa-siswi digali dan dikembangkan oleh para guru. “Jadi semua murid SD sampai siswa siswi SLTP dalam daerah ini wajib diperlakukan sama dan tidak ada lagi cap atau pengkotak-kotakan, ini anak yang pintar, atau ini anak yang bodoh, sebab masing-masing anak adalah istimewa dengan bakat/keahlian yang dimilikinya,” ungkap Ramang.
Artinya, seorang guru yang melakukan proses ajar di sekolah-sekolah dalam Kabupaten Padangpariaman, mereka wajib mengetahui masing-masing siswa-siswi dan murid sekolah dasar. Dengan sekolah para juara tersebut guru wajib menerapkan pola tersebut untuk kemajuan Padangpariaman dalam dunia pendidikan, sejalan dengan keinginan Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni.
Katanya, sekolah bagi para juara ini akan diwujudkan, antara lain melalui terciptanya lingkungan kondusif yang akan berdampak baik bagi lingkungan. Yaitu lingkungan yang bersih dan hijau (Green School), aman dan tertib, disamping mampu mengakomodir rasa ingin tahu peserta didik akan akan berbagai hal yang diminati.
Kemudian, lanjutnya, dalam lingkungan ini, anak-anak didik juga akan terus diransang untuk berani mengemukakan pendapat, bertanya tentang sesuatu hal tanpa takut salah, meski tetap dalam jalur etika dan sopan santun terhadap guru.
Selain itu, perlu peningkatan literasi peserta didik dengan mulai mengoptimalkan fungsi perpustakaan sekolah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan buku-buku bacaan umum, selain buku pelajaran. Membaca buku minimal 15 menit sehari bisa dilakukan dengan teladan dan motivasi dari para guru di sekolah.
Memberikan pelajaran ekstrakurikuler di bidang seni budaya, jelas Rahmang, seperti indang maupun silek tradisional Padangpariaman. Sebab, melalui seni dan budaya, bisa diajarkan mengenai perilaku dan budi pekerti yang baik, sopan-santun kepada yang lebih tua secara non-formal.
Lebih jauh dijelaskan, adanya pelatihan bagi para guru sekolah, yang bisa disesuaikan dengan program, sasaran maupun kebutuhan di sekolah masing-masing. Optimalisasi peran guru Bimbingan Konseling (BK), sehingga kenakalan sifat egois serta sifat peserta didik yang kurang baik bisa dikurangi.
Selain itu juga melibatkan para alumni sekolah yang berprestasi. Hal ini bisa dilihat dari data sekolah, sehingga alumni yang mempunyai jabatan misalnya, bisa diundang ke sekolah tersebut untuk memberikan motivasi bagi anak didik sehingga bisa menjadi sukses seperti mereka.
Rahmang juga berharap agar seluruh pengawas, pegawai Dinas Pendidikan terus bekerjasama dengan pihak sekolah dalam pelaksanaan maupun evaluasi demi terwujudnya program tersebut, sehingga pendidikan yang bertujuan mewujudkan peserta didik yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan UU no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bisa tercapai dengan bai
Dikatakan, semua itu juga terangkum dalam korikulum tahun 2013. Dengan memperkuat kurikulum 2013 dengan menjadikan sekolah para juara ini sangat tergantung dari keinginan semua pihak dalam memajukan dunia pendidikan. Tidak saja persoalan guru tapi juga persoalan masing-masing tua juga sangat menentukan dalam menjadikan anak-anaknya menjadi terbaik, sehingga masing-masing anak memiliki motivasi.
Sejalan dengan itu kata Rahmang, dinasnya telah mulai memperkuat kapasitas manajemen sekolah, memperkuat Sumber Daya Sekolah (SDS) dengan merujuk kepada 8 standar nsional pendidikan. Disamping dinasnya juga melakukan pemerataan tenaga pengajar pada setiap sekolah, peningkatan pendanaan bidang pendidikan, peningkatan peran komite dan orang tua agar mereka peduli dengan kemajuan pendidikan.
Selanjutnya, optimalisasi kegiatan MKKS dan MGMP dalam memajukan dunia pendidikan. Semakin banyak program yang dibuat MKKS dan MGMP Padangpariaman tentu dunia pendidikan yang diharapkan bersama akan berkembang, karena telah mendapat dukungan semua pihak. Untuk menjalankannya butuh kopetensi masing-masing kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan majelis gurunya.
Kemudian juga diperlukan konvensi bidang pendidikan untuk memenuhi kebutuhan guru sesuai dengan UU no 14 tahun 2005. "Kita berharap dengan dukungan semua pihak, dunia pendidikan Padangpariaman menjadi yang terbaik, sehingga visi dan misi Padangpariaman menjadikan daerah unggul dalam segala bidang pembangunan dapat terujut semasa pemerintahan Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni dan Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur," paparnya.
Terpisah, anggota DPRD Padangpariaman Syahrul Dt Lung mengharapkan kepada semua majelis guru agar setiap hari terus menjadi seorang guru yang prosesional untuk kemajuan peserta didik. Apalagi saat ini telah hampir semua guru di Padangpariaman mendapatkan tunjangan sertifikasi guru. Akan tetapi, ia melihat perkembangan pendidikan terlihat masih jalan ditempat.
"Karena itulah kita meminta kepada semua Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padangpariaman untuk serius sampai ke tingkat Jajarannya dalam memajukan dunia pendidikan ini. Sekiranya, ada dari pihak terkait tersebut tidak sejalan dengan kemajuan pendidikan sebaiknya diminta untuk keluar dari unsur tersebut. Pasalnya, pendidikan sekarang harus digarap secara profesional.
Profesional maksud dirinya, seorang guru tidak boleh pemikirannya bercabang dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai guru. Artinya, persoalan yang berhubungan dengan pribadi guru, seperti persoalan kenaikan pangkat atau mengurus persyaratan dana sertifikasinya hendaknya tidak diurus oleh guru yang bersangkutan.
"Dengan demikian dunia pendidikan akan berkembang dengan sendiri. Saya juga mewakili masyarakat Padangpariaman yang ingin dunia pendidikan berkembang dengan baik. Saya mengatakan demikian, karena dulu seorang guru tidak menerima dana sertifikasi, tapi kenapa mutu pendidikan tetap berkembang dengan pesat, sekarang guru telah menerima dana sertifikasi, tapi bagaimana pendidikan," ujarnya.
Inilah katanya, yang menjadi tanggung jawab bersama dalam memajukan dunia pendidikan di Padangpariaman. Dunia pendidikan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. "Mari kita bersama-sama secara sadar dan bijaksana atau berkomitmen bersama dalam memajukan dunia pendidikan. Saya yakin dan percaya, kalau semua itu telah duduk pendidikan akan kembali jaya seperti zaman-zaman yang pernah membuat Padangpariaman bangga dengan prestasi pendidikannya," ujarnya.
Syahrul Dt Lung menyatakan, saat ini ia melihat tanggung jawab orang tua dalam mengawal anak-anaknya dalam melaksanakan proses belanjar mengajar di sekolahnya seperti terabaikan, sehingga sianak lebih banyak berkumpul-kumpul dan melahirkan sebuah kelompok di sekolah. Kondisi demikian yang membuat anak-anak sekolah ingin berbuat tawuran dan mengisap lem.
Sekiranya, lanjut Syahrul Dt Lung, peranan orang tua dan guru sejalan otomatis semua persoalan yang akan merusak masa depan anak dalam perkembangan dunia pendidikan di Padangpariaman dapat diantisipasi. "Kita DPRD Padangpariaman sangat berkomitmen dalam memajukan dunia pendidikan untuk menjadi seorang generasi penerus bangsa dalam daerah ini," tambahnya.
Disinilah katanya, ia meminta kepada kepala daerah atau Kepala Dinas Pendidikan Padangpariaman untuk bertegas-tegas dalam memajukan dunia pendidikan. "Saya yakin dan percaya ditangan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padangpariaman Rahmang bisa memajukan dunia pendidikan dalam daerah. Namun demikian tentu kepala dinas wajib sejalan dengan semua jajarannya," tukuaknya.
Kemudian Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni meminta agar guru mengutamakan pendidikan karakter. Menurutnya membentuk karakter anak, tugas besar penyelenggara pendidikan. Untuk itu, dia menyarankan agar Kepala Sekolah dan guru memperhatikan setiap aktivitas dan perubahan perilaku siswanya.
“Guru itu juga orangtua. Setidaknya guru harus menjaga anak selama di sekolah. Itu tugas berat kita sebagai guru,” ujarnya.
Ali Mukhni menilai, hal yang paling penting dilakukan seorang guru yaitu membentuk karakter, moral, atau akhlak seorang anak. Sebab pengaruh yang dapat merubah kepribadian anak cukup besar di zaman sekarang ini. Terlebih, banyak anak yang sudah menggunakan smartphone.
“Kalau hanya membuat anak dari tahu menjadi tidak tahu atau transfer ilmu, itu sudah biasa dalam pendidik. Namun membuat anak menjadi sosok yang berkarakter baik dan cerdas adalah keberhasilan terbesar seorang guru,” hemat pensiunan guru olahraga tersebut.
Untuk mencapai itu, Ali Mukhni menyarankan para guru untuk gigih dalam mengawasi aktivitas anak di sekolah. Dia tidak ingin menemukan adanya gurunya yang lengah terhadap permasalahan dan perilaku siswanya.
“Kalau anak izin keluar saat belajar, jangan dibiarkan saja. Perhatikan betul. Jika dirasa terlalu lama, coba susul ke luar atau minta petugas piket melihat. Jangan-jangan siswa itu duduk-duduk atau buka hp di WC,” ujarnya.
Ali Mukhni juga menyarankan, agar sekolah mampu memanfaatkan teknologi informatika untuk perkembangan pendidikan. Sehingga, tidak ada lagi guru yang gagap terknologi. Selain itu, media, metode, dan teknik pembelajaran biasa menjadi lebih bervariasi, karena didukung TI tersebut.
“Saya memang gaptek, tetapi saya tidak ingin warga saya gaptek. Maknya saya sangat dukung program Kominfo Padangpariaman, sehingga anggarannya tidak dipangkas. Prinsip ini saya harapkan juga dilakukan di sekolah,” ujarnya.
Ali Mukhni memastikan, bahwa pendidikan menjadi perhatian seriusnya. Sebab dia menginginkan Padangpariaman mejadi kabupaten pendidikan di Sumbar, bahkan Indonesia. Untuk itu, dia berupaya mewujudkan beragam fasilitas pendidikan di Padangpariaman.
“Kita harus serius untuk pendidikan ini. Alhamdulillah kita sudah punya Kampus Pelayaran di Tiram dan MAN-IC di Sintuk. Insya Allah dengan dukungan masyarakat kawasan pendidikan terpadu di Tarok menjadi lebih cepat terwujud,” tungkasnya.
Katanya, bahwa yang terpenting dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekarang yaitu, penguatan pendidikan karakter, peningkatan kompetensi, dan penguasaan literasi dasar.
Untuk pendidikan karakter, katanya tidak hanya terfokus kepad moral atau akhlak anak. Namun guru juga harus mampu membentuk karakter performance atau daya guna siswanya. Sehingga siswa menjadi sosok cerdas yang baik sikapnya.
“Kadang ada anak ramah dan penurut, tetapi lemah kemampuan belajarnya. Di sisi lain, ada anak yang cerdas tetapi nakal. Ini harus kita benahi dengan penerapan pendidikan karakter dua sisi, yaitu karakter moral dan daya guna dalam belajar,” ujarnya.
Sedangkan peningkatan siswa kompetensi, katanya dapat dilakukan guru dengan memberi peluang dan membimbing anak untuk berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Semua itu tentu perlu dirancang sehingga berjalan sistematis.
“Untuk literasi mendasar, sebagai penyelenggara pendidikan, kita harus mampu meningkatkan minat dan budaya membaca di sekolah. Kita harus menjadi motivator siswa agar minat membaca. Jadi guru harus rajin mencari sumber bacaan,” katanya.
Baginya, ketiga poin itu dapat terwujud apabila guru menjalankan tugas secara profesional. Katanya, guru yang profesional mampu berkontribusi 90 persen untuk keberhasilan pendidikan. Sedangkan guru yang tidak profesional, hanya mampu berkontribusi hingga 37 persen untuk pendidikan.
“Guru profesional yang saya maksud tentu yang mampu mewujudkan tiga poin tadi. Sedangkan guru yang tidak profesional lebih sibuk memikirkan tunjangan dan lambat dalam menjalankan tugasnya. Semoga ini menjadi perhatian para bapak/ibu kepala sekolah untuk mewujudkan guru profesional,” tungkasnya. (ris)