Wali Nagari Paritmalintang Syamsuardi ( Fhoto : Istimewa) |
Hal itu setidaknya terlihat dengan semakin berkembangnya berbagai jenis usaha yang ditekuni masyarakat di daerah ini. Seperti halnya usaha kuliner dan sebagainya.
Demikian pula halnya seiring semakin berkembangnya pembangunan infrastruktur menuju lokasi Ibukota Kabupaten, tempat berdirinya Kantor Bupati Padangpariaman yang terbilang sangat megah, yang digawangi Bupati Ali Mukhni dan Wakil Bupati, Suhatri Bur.
Hal itu tidak ditampik Walinagari Parit Malintang, Syamsuardi. Hanya saja pihaknya juga berharap ke depannya identitas Nagari Parit Malintang sebagai lokasi ibukota kabupaten hendaknya bisa lebih dipertegas lagi, termasuk diantaranya perlunya pembangunan Gapura, sebagai identitas yang menandakan keberadaan lokasi ibukota kabupaten di Nagari Parit Malintang.
“Untuk itulah kita tentunya berharap agar Pemerintah Kabupaten Padangpariaman bisa segera merealisasikan pembangunan Gapura di ruas jalan Padang-Bukittinggi di sekitar Nagari Parit Malintang ini, karena kehadiran Gapura tersebut tentunya sangat penting artinya untuk lebih memperjelas identitas sekaligus bisa mencitrakan Nagari Parit Malintang sebagai ibukota kabupaten Padangpariaman,” demikian ditegaskan Walinagari Parit Malintang, Syamsuardi saat dikonfirmasi di ruang kerjanya kemarin.
Ditambahkan, akibat belum adanya Gapura dimaksud maka selama ini keberadaan Nagari Parit Malintang sebagai lokasi ibukota kabupaten belum diketahui secara luas oleh masyarakat luar.
Dikatakan, rencana pembangunan Gapura tersebut pada dasarnya telah disetujui oleh Bupati Padangpariaman, H Ali Mukhni, hanya saja sampai saat ini pihaknya masih menunggu hingga rencana tersebut nantinya bisa terealiasi seperti diharapkan.
“Demikian pula lebar ruas jalan masuk menuju lokasi Ibukota Kabupaten yang terbilang masih sempit dan belum begitu memadai. Makanya kita berharap agar ruas jalan menuju kantor bupati bisa sesegeranya dikembangkan jadi jalur dua,” terangnya.
Begitu pula halnya tentang status dan penamaan jalan yang ada di sekitar lokasi ibukota kabupaten yang ada di Nagari Parit Malintang, menurut Syamsuardi juga perlu segera ditetapkan, sehingga nantinya bisa diketahui, mana misalnya ruas jalan protokol yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten, jalan kecamatan atau pun jalan nagari.
“Barulah setelah itu, kita dari nagari bisa menetapkan nama-nama jalan, tentunya sesuai dengan kewenangan yang kita miliki selaku pemerintah nagari,” terangnya.
Diakuinya, meski berstatus sebagai ibukota kabupaten, namun secara umum pembangunan di Nagari Parit Malintang masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan sedemikian rupa. Ia mencontohkan, sejauh ini masih adanya dua buah korong yang masih terisolir terdapat di Nagari Parit Malintang, yaitu Korong Padang Toboh dan Ilalang Gadang.
Untuk itu pihaknya mengaku bersyukur karena tahun ini Pemerintah Kabupaten Padangpariaman telah menganggarkan sekitar Rp400 juta untuk pengaspalan ruas jalan Ilalang Gadang. Hanya saja lanjutnya, pihaknya tentu berharap ke depannya, pengaspalan jalan menuju daerah itu bisa terealisasi sepenuhnya, sehingga dengan demikian daerah tersebut bisa terbebas sepenuhnya dari keterisoliran.
Demikian pula halnya pembangunan ruas jalan menuju Padang Toboh.
Pihaknya mengaku optimis jika saja pembangunan infrastruktur di daerah Ilalang Gadang Padang Toboh bisa dikembangkan sedemikian rupa, tentunya akan berdampak positif terhadap peninggkatan ekonomi masyarakat di kedua daerah itu, Begitu pula halnya potensi ekonomi berupaya hasil perkebunan dan potensi lain yang ada di kedua korong tersebut tentunya juga bisa akan lebih dioptimalkan sedemikian rupa.
“Apalagi potensi keindahan alam yang ada di kedua korong tersebut juga terbilang sangat indah, sehingga ke depannya mungkin sangat berpotensi dikembangkan sebagai kawasan agrowisata, seperti yang terdapat di sekitar kawasan Bukit Barangin yang ada di kawasan itu,” terangnya.(ris)