Ujian Nasional Berbasis Komputer ( Fhoto : Internet) |
PADANGPARIAMAN (Reportase Sumbar)--Rencana pemerintah untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada tahun ini agaknya belum bisa berjalan mulus seperti diharapkan.
Seperti terlihat di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) V Koto Padang Alai, Kabupaten Padangpariaman, dimana akibat terbatasnya jumlah komputer yang dimiliki sekolah itu pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk tetap mengikuti ujian nasional berbasis kertas dan pensil atau UNKP.
"Karena jumlah komputer yang ada di sekolah ini yang tersedia hanya sekitar 7 unit komputer. Itupun modelnya bisa dikatakan sudah tertinggal, Belum lagi kendala lain berupa terbatasnya jaringan internet di sekitar area sekolah ini," demikian ditegaskan Kepala MTsN V Koto Padang Alai, Afrizal Can saat dikonfirmasi di ruang kerjanya kemarin.
Lebih jauh dikatakan, secara keseluruhan jumlah peserta ujian nasional di MTsN V Koto Padang Alai semuanya berjumlah 58 orang, sehingga seyogyanya jumlah komputer yang dibutuhkan minimal berjumlah 30 an atau lebih.
"Makanya kita tentu berharap agar pada tahun mendatang madrasah ini bisa mendapatkan bantuan komputer, sehingga kita juga bisa menyelenggarakan UNBK sendiri seperti sekolah lain," terangnya.
Meski demikian selaku kepala sekolah pihaknya tetap mengaku optimis jika nantinya seluruh peserta ujian nasional yang ada di madrasah tersebut bisa lulus seratus persen, sama halnya dengan capaian yang diraih madrasah tersebut pada tahun sebelumnya. "Target kita tentunya sudah jelas, yaitu bagaimana agar seluruh anak-anak yang mergikuti ujian akhir nasional nantinya bisa lulus seratus persen," terangnya.
Untuk itu lanjutnya, pihaknya dari sekolah jauh-jauh hari telah mempersiapkan anak didiknya secara optimal. Baik itu melalui program belajar tambahan atau belajar sore, di samping melalui pengayaan bahan lainnya.
Diakuinya, sejauh ini animo masyarakat untuk memasukkan anaknya ke MTsN V Koto Padang Alai memang terbilang cukup tinggi. Hal itu setidaknya terlihat dari jumlah siswa yang mendaftar setiap tahunnya. "Tahun ajaran yang lalu, kita berhasil menerima siswa sebanyak 72 orang, atau mendapai tiga lokal. Begitu pun tahun ini kita juga menargetkan hal yang sama," terangnya.
Tidak jauh berbeda, juga akibat keterbatasan komputer, SMPN I Patamuan yang dipimpin kepala sekolahnya, Alizar juga terpaksa hanya mengikuti Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP).
Hal itu seperti disebutkan Alizar, di sampng karena terbatasnya jumlah komputer yang tersedia di sekolah tersebut, juga karena pihaknya mempunyai pertimbangan lain lain yang bersifat tekhnis.
"Memang kita bisa saja mengutus anak-anak mengikuti ujian berbasis komputer dengan cara menumpang di sekolah lain, seperti di SMAN 1 di Sicincin, namun berhubung jaraknya cukup jauh, maka kita fokuskan saja untuk tidak ikut UNKP tahun ini," terangnya.
Pihaknya sebut Alizar bisa saja menempuh opsi tersebut dengan mengirimkan siswanya mengikuti UNBK di SMAN I Sicincin, namun pihaknya juga menyadari adanya risiko lain yang bisa saja mengancam keselamatan siswanya yang akan mengikuti ujian nantinya.
"Kita khawatir nantinya anak-anak bisa saja mengalami kecelakaan di jalan raya, mungkin akibat terlalu terburu-buru pergi ujian. Makanya untuk lebih amannya kita akhirnya menetapkan siswa hanya ujian UNKP saja di sekolah sendiri," terangnya. (ris)