Masjid Syeh Burhanuddin di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman |
Seperti diakui salah seorang pedagang nasi saat dihubungi di ruas jalan Ulakan Sunua Kamis kemarin. “Bahkan khusus pada hari Minggu misalnya, biasanya kendaraan yang melewati jalur ini sangat padat sekali. Bahkan saking padatnya, terkadang kita pun sangat susah untuk bisa menyeberang jalan,” ungap Raidin, pedagang nasi di ruas jalan Sunur Ulaan, di Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padangpariaman.
Selain hari minggu, suasana kepadatan arus lalu lintas yang melewati ruas jalan tersebut juga terjadi pada hari Sabtu sore hingga malam harinya.
Hanya saja bedanya, jika hari Minggu biasanya kendaraan banyak mengarah ke Kota Padang atau sebaliknya. Sementara pada hari Sabtu kendaraan umumnya banyak yang bergerak menuju Kota Pariaman.
“Mungkin pada hari itu barangkali karena banyak anak kuliah yang pulang ke rumah orangtuanya, sehingga hingga sampai waktu malam hari sekalipun biasanya masih banyak kendaraan yang melintas di jalan ini,” imbuhnya.
Begitu pula pada hari libur atau hari besar lainnya.
Diakuinya, melihat kondisi lebar ruas jalan yang ada saat ini, jelas ukuran ruas jalan yang menghubungkan antara Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dengan Kota Pariaman itu kurang begitu memadai. Terlebih lagi ruas jalan itu juga sering dilintasi oleh truk-truk berukuran besar, termasuk diantaranya truk fuso dan sebagainya.
Akibatnya, dengan lebar jalan yang hanya berkisar 4 meter itu jelas tidak lagi mampu menampung kendaraan sebesar itu, sehingga saat berpapasan dengan sesama kendaraan berukuran besar lainnya, biasanya serig memicu terjadinya kemacetan atau antrian kendaraan.
“Karena itulah kita tentu berharap agar pihak Provinsi bisa segera memperlebar ruas jalan BIM-Kota Pariaman ini, sehingga para pengendara yang melewatinya bisa merasa lebih nyaman,” terangnya.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi lanjut Raidin, meski ruas jalan di kawasan itu tidak begitu besar, namun tetap saja banyak pengendara yang mengendarai kendaraannya dengan kecepatan kencang. Hal itu bisa saja disebabkan karena takut ketinggalan pesawat atau alasan lainnya.
Kondisi tersebut jelasnya tentunya akan sangat berbahaya terhadap keselamatan pengguna jalan lainnya, termasuk diantaranya terhadap keselamatan pejalan kaki sendiri.
“Itulah yang mengherankan kita. Meski ruas jalan di sini terbialng kecil, namun pengendara tetap saja nekat melaju dengan kecepatan tinggi,” terangnya.
Raidin mengakui, lebar ruas jalan yang ada di kawasan itu pada dasarnya tidak jauh bertambah dari tahun ke tahun. Meski sebagian diantaranya telah dihotmix, namun ukurannya tidak jauh berbeda saat ruas jalan itu dibangun pada masa pemerintahan Bupati Anas Malik.
“Makanya jika ruas jalan ini bisa diperlebar tentunya akan lebih banyak lagi kendaraan yang lewat di sini, sehingga nantinya bisa berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya para pedagang yang banyak ditemui di sepanjang ruas jalan ini,” terangnya.
Begitu pula dampaknya terhadap pengembangan wisata yang ditemui di sepanjang ruas jalan tersebut, termasuk diantaranya bisa berdampak positif terhadap pengembangan wisata pantai yang terdapat di sepanjang ruas jalan tersebut.
Terpisah, dari hasil pantauan di lapangan terlihat bahwa jajaran Pemkab Padangpariaman tampak tengah mengkebut pengerjaan pelebaran ruas jalan Pauah Kamba-Ulakan, yang nantinya akan terhubung langsung ke ruas jalan Pakandangan-Parikmalintang, yang dikenal sebagai pusat Ibukota Kabupaten Padangpariaman.
Sejumlah petugas tampak sibuk mengerahkan dan mengoperasikan alat berat, guna menimbun bagian bibir jalan untuk kemudian dilanjutkan dengan pengaspalan. (ris)