PADANG PARIAMAN, (Reportase Sumbar)----, Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni mengaku tidak terima kalau masyarakatnya dituduh tidak setuju dengan pekerjaan pembangunan Jalan Tol, Padangpariaman-Pekanbaru, sekarang pekerjaannya terganggu dan dihentikan masyarakat Nagari Kasang Kecamatan Batang Anai yang tanah terkena imbas pembangunan jalan tol tersebut.
Ali Mukhni mengemukakan hal itu, pada acara buka puasa bersama dengan Forkupinda, Kepala OPD, Camat dan Kepala Kamenag Padangpariaman, H. Helmi bersama jajarannya, kemarin.
Dikatakan, sudah hampir satu minggu 12 buah alat berat ekspator tidak lagi bekerja, karena masyarakat yang tanahnya terkena pembangunan Jalan Tol tersebut, melarang pekerjaan dilanjutkan sebelum ganti rugi tanahnya dibayarkan sesuai dengan harga sekarang.
Menurut Ali Mukhni pihak pengembang Jalan Tol, terlalu rendah memberikan ganti rugi tanah masyarakat, hanya Rp. 45 ribu rupiah permeter. Kalau tanah masyarakat dihargai di bawah standar wajarlah masyarakat meminta pekerjaan untuk dihentikan.
“Masak di Nagari Kasang yang dekat dengan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) harga tanah Rp. 45 ribu rupiah,” ujarnya.
Lebih jauh disampaikan Ali Mukhni, dalam pekerjaan Jalan Tol, tanah masyarakat yang terkena imbasnya bukan diganti rugi, tetapi diganti untung, artinya ganti rugi yang diterimanya dapat membawa untuk kepada keluarganya dan kalau dibelikan kepada tanah lokasi lain, mereka tidak menambah lagi.
“Sejak mulai disosialisasikan, belum ada masyarakat Padangpariaman yang menolak terhadap pembangunan Jalan Tol Padangpariaman-Pekanbaru tersebut,” jelas Ali Mukhni.
Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol yang sudah dilaksanakan sepanjang 1,5 kilo meter, semuanya di atas tanah masyarakat dan mereka setuju saja semuanya. Ali Mukhni juga tidak terima kalau pembangunan Jalan Tol disebutkan Padang-Pekanbaru, keliru itu tidak ada satu jengkalpun Jalan Tol yang diresmikan Presiden RI Jokowi Dodo, terletak di Kota Padang.
Bahkan Ali Mukhni menyebutkan, sangat marah ketika kepada stafnya, ketika Presmian Kereta Api (KA) Bandara dengan Presiden Jokowi Dodo, didalam spanduk tertera di Kota Padang. Sementara kita sudah susah payah untuk mengangkat nama daerah tapi yang disebut daerah orang.
“Saya minta sekali lagi jangan terulang kesalahan kedua kali setelah ini. Bahkan kru pesawat pun kita surati yang menyebutkan bakal mendarat di Bandara BIM Kota Padang. Akhirnya sekarang, kru pesawat sudah tahu bahwa mereka mendarat di BIM Padangpariaman,” tandasnya mengakhiri.(ris)