Kadis pertanian yurisman |
PADANGPARIAMAN - Masyarakat petani dalam tiga Nagari di Kabupaten Padangpariaman mengeluh total, karena hasil pertaniannya gagal panen. Bahkan mereka telah tiga kali gagal panen, sehingga mereka petani selalu dalam kondisi rugi.
Akibatnya, mereka banyak susah petani lain untuk membuat lahan sawahnya. Pemilik sendiri tidak kuat lagi untuk menanam padi sawah, karena tidak ada lagi biaya untuk membeli pupuk dan bibit.
Kondisi demikian terjadi di Rimbo Sinaik Nagari Pakandangan, Stasiun Lama Nagari Paritmalintang dan sebagian Kampung Panyalai Nagari Lubuk Pandan.
Mereka gagal panen, karena hama tikus sangat banyak, sehingga sawahnya mereka setiap ditanami selalu diserang hama, kenapa tidak saat padinya mulai tumbuh usai ditanam langsung diserang hama tikus.
Apalagi hama tikus tersebut seperti ada sarangnya dekat sawahnya itu, sehingga hama tikus tersebut tidak mau pindah ke tempat lain.
"Kita melihat hama tikus tersebut bersarang di sekitar sawahnya karena air dekat sawah itu berbaun ikan ( anyir), sehingga hama tikus bersarang disana," kata Rudi dan Pirin salah seorang petani disana, kemarin.
Katanya, setiap tanam padi selalu tidak membuahkan hasil, karena selalu dimakan hama tikus ditambah lagi pupuk sangat mahal dan langka. Akibatnya, mereka setiap tanam padi selalu gagal.
"Kita sekarang tidak kuat lagi tanam padi, kita akan coba untuk berladang jagung. Mudah mudahan usaha kita ini bisa menghasilkan uang, karena tanam padi tidak kuat lagi," ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Padangpariaman Yurisman mengakui kondisi demikian, namun sebagian dinasnya telah membantu masyarakat petani tersebut di Rimbo Sianik Kenagarian Pakandangan.
"Sayangnya APBD kita sangat terbatas dalam kondisi covid 19, sehingga inilah baru hasilnya," ungkapnya.
Tentang hama tikus di Stasiun Lama Paritmalintang itu katanya, ia akan menyuruh penyuluhanya untuk melakukan koordinasi dengan walinagari setempat, apa apa saja langkah yang akan diambil salah satunya melakukan buru hama tikus dengan melakukan gontong royong. Dengan gontong royong jelasnya, tersebut hama dapat menjauh dari lahan pertanian masyarakat.
"Kalau di Rimbo Sianik Pakandangan kita telah pernah membantu petani bersama Pemerintah Provinsi Sumatra Barat. Sekarang kita juga lagi usaha untuk meminta bantuan kepada Pemerintah Propinsi Sumbar agar ada bantuan lagi. Namun demikian tentang pupuk memang saat ini dalam kondisi langka, hampir seluruh Indonesia," tandas Yurisman mengakhiri. (ee)