Padang Pariaman---Suparman (51) tahun Warga Nagari Pilubang Kec. Sungai Limau terpaksa menahan derita setiap saat atas nasib yang dia alami. Bukan saja masalah ekonomi namun penyakit yang menghinggapi wajahnya selama 15 tahun tidak kunjung sembuh.
Wartawan FS, secara tidak sengaja bertemu Suparman di depan rumah sakit umum Pariaman. Saat ia sedang minum kopi dan bincang dengan teman sekampung.
Sepintas awak media FS, mendengar keluhan Suparman kepada teman dan pemilik warung bahwa ia terkendala biaya untuk operasi wajahnya, yang terkena tumor.
Secara naluri selaku wartawan, awak media FS langsung menghampiri dan berkenalan dengan yang bersangkutan.
Mengawali cerita, Suparman yang kesehariannya sebagai pengupas kulit kelapa ini mengatakan, penyakitnya yang seperti kutil menggerogoti wajah itu berawal dari rasa gatal dan pedih sekira 15 tahun silam.
"Lama kelamaan muncul seperti kutil di hidung dan pipi sebelah kanan. Awalnya saya coba pengobatan tradisional, namun tidak ada efeknya,"kata Duda tanpa anak itu, Jum'at (7/10/2022).
Lanjut dia, karena tidak kunjung juga sembuh maka dirinya memutuskan berobat ke rumah sakit di Padang dan Bukit Tinggi.
Dia juga mengakui belum pernah berobat ke Puskesmas setempat, karena tidak memiliki BPJS. Meskipun sudah memilki KTP dan KK.
"Terakhir setahun lalu kebetulan saya ketempat saudara di pulau jawa dan mencoba periksakan diri ke salah satu rumah sakit di Jakarta Pusat. Kata Dokternya jika ingin hilang penyakit ini, harus di operasi,"ungkap sipar panggilan dirinya.
Mendengar perkataan Dokter tersebut, Suparman langsung terhenyak dan shock, segera ia balik kekampung halaman.
"Bagaimana tidak, niat dihati memang ingin sembuh dari penyakit ini. Namun mendengar biayanya sampai Rp 120 juta, kemana saya harus carikan. Makan dua kali sehari saja dapat syukur alhamdulillah,"kata dia mengiba.
Sipar mengatakan, selaku orang awam dia pernah datang ke balaikota Pariaman menemui orang sekampung yang bekerja disana.
"Setelah ketemu dengan orang itu, saya di arahkan ke Dinas Sosial milik Kabupaten. Sesampai di Kantor Dinas Sosial tersebut saya dikasih uang oleh pegawai disana, kemudian disuruh pulang,"tutup dia.
Suparman berharap perhatian dari pihak pemerintah setempat, tempat ia tinggal agar dirinya dapat dioperasi dan hidup secara sehat. (wrm)