Kegiatan Echo Green |
PADANGPARIAMAN - Kabupaten Padangpariaman masuk dalam program Promoting Green Economic Initiatives by Women and Youth Farmer in the Sustainable Agriculture Sectors in Indonesia (ECHO Green). Program di bawah koordinasi Penabulu ini, dilaksanakan bersama ICCO Cooperation, Konsil LSM dan KpSHK.
"Fokus dalam program ini yaitu kalangan perempuan yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT), serta petani muda. Sebab, kedua kalangan itu dilihat memiliki potensi besar dalam memajukan sektor pertanian di Padangpariaman," kata Ramadhaniati Program Manager ECHO Green Padangpariaman, kemarin, usai pelaksanaan lokakarya dan pameran inisiatif pertanian hijau oleh kelompok tani perempuan dan generasi muda tani.
“Dalam program ini, kita melibatkan sebanyak 25 nagari di Padangpariaman. 8 nagari di Kecamatan Ulakatapakih, 9 nagari di Lubukalung, dan 8 nagari di Kecamatan Batanganai,” ujar Ramadhaniati.
Hanya saja, dari 25 nagari tersebut, sambungnya, setelah dilakukan analisa dan penilaian, 6 di antaranya dijadikan pilot project program ECHO Green. “Tapi, dalam pelaksanaan lokakarya dan beberapa kegiatan lainnya, kita tetap lebibatkan perwakilan 19 nagari lainnya. Harapanya, perwakilan tersebut dapat menyosialisasikan program ini ke masyarakat petani di nagarinya nanti,” ujarnya.
Nagari yang menjadi pilot project program ECHO Green tersebut, KWT dan petani mudanya diberikan pendampingan bagaimana bertani tanpa terikat produk kimiawi. Jadi, mereka banyak diedukasi menciptakan kebutuah mereka untuk bertani. Misalnya pupuk dan pembasmi hama.
“KWT dan petani muda di 6 nagari itu bergerak di berbagai jenis pertanian. Ada yang bertanam jagung, sayuran, sawah/padi, jahe, dan lainnya. Mereka sudah bisa membuat produk-produk yang dapat mendukung pertanian mereka agar tak terikat produk berbahan kimia,” jelasnya.
Ramadhaniati pun menilai, program yang didanai oleh Uni Eropa itu, sangat disambut baik oleh pemerintah nagari ataupun Pemkab Padangpariaman. Baik dengan regulasi ataupun pengalokasian anggaran sebagai tindak lanjut untuk mendukung petani program ECHO Green ke depannya.
“Dalam lokakarya ini, kita juga menghadikan Divisi Marketing Transmart. Ini tujuannya untuk mendukung dan upaya private sector dalam menguatkan rantai nilai komoditas yang adil dan berkelanjutan. Semoga menarik minat bertani bagi perempuan dan generasi muda tani nantinya,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, selain Divisi Marketing Transmart, turut hadir Ketua TP-PKK Padangpariaman, Yusrita Suhatri Bur sebagai narasumber. Lalu Kepala Bapelitbangda Azwarman, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Yurisman, Ketua Kelompok Generasi Muda Tani, dan Ketua Kelompok Perempuan Tani.
Dari Divisi Marketing Transmart, memastikan selalu terbuka dengan sektor pertanian lokal Sumatera Barat untuk hadir di Transmart Padang. Ia pun memberikan tips bagaimana agar produk pertanian bisa masuk di Transmart.
Sedangkan Ketua TP-PKK Yusrita Suhatri Bur, menjelaskan bahwa pihaknya sangat mendukung sektor pertanian, khususnya bagi kalangan perempuan. “Kita tidak saja mendukung secara teori, tetapi juga praktek. Bagaimana pekarangan atau lahan kosong dapat dimanfaatkan kalangan perempuan (ibu rumah tangga) secara maksimal. Setidaknya untuk tanaman pangan atau sayuran,” tukasnya.
Senada dengan itu, Kepala Dispertangan Padangpariaman, Yurisman, mengatakan bahwa Pemkab Padangpariaman memang sangat komitmen terhadap sektor pertanian. “Selain dengan jalur bantuan dan pendampingan, kita juga terus berupaya melindungin dan terus meningkatkan lahan produktif di Padangpariaman,” ucapnya.
Hal itupun dibenarkan oleh Kepala Bapelitbangda Padangpariaman, Azwarman. Katanya, perlindungan terhadap lahan pertanian tentunya dilakukan pihaknya dengan memperhatikan secara ketat upaya pengalihan lahan.
“Kalau untuk hal-hal yang benar-benar mendesak, seperti membangun rumah atau pembangunan infrastruktur publik, tentu kita tidak dapat melarangnya. Namun jika tidak, kita tidak akan memberikan rekomendasi izin untuk pengalihan lahan pertanian,” ucap Azwarman yang mendapat anggukkan Yurisman.
Sedangkan dari Kelompok Generasi Muda Tani dan Kelompok Perempuan Tani yang hadir di lokakarya itu, sangat berterima kasih dengan adanya program ECHO Green. Pasalnya, mereka mendapatkan banyak ilmu untuk tidak terikat dengan produk kimia dalam bertani.
“Petani ECHO Green ini tidak takut pupuk langka atau racun hama mahal. Sebab mereka bisa membuatnya sendiri. Ilmu seperti ini tentunya sangat mahal harganya dan besar manfaatnya,” ujar Azhari Kurnia Pratama, salah seorang petani muda yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Azhari turut mengemukakan harapannya, agar apa yang dijelaskan pihak Pemkab Padangpariaman terkait upaya pencegahan pengalihan atau penyempitan lahan pertanian, benar-benar konsisten dilakukan. Misalnya dalam hal pertambangan, izinya harus benar-benar melarang dampaknya merusak atau menghapus lahan pertanian warga. (pendi)