Foto bersama : PPK Padang Sago, Panwas Padang Sago bersama Mahasiswa KKN UIN Bukittinggi di Aula Kantor Camat Padang Sago, Rabu (28/6). |
PADANG SAGO - “Sebagai agent of change, perubahan negara ini ada di tangan kalian. Harapannya informasi seputar Pemilu tidak hanya untuk diri kalian sendiri, tetapi kalian mampu menyampaikan kepada masyarakat diwilayah Kuliah Kerja Nyata (KKN) kawan-kawan semua,” ujar Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Padang Sago, Ade Yunanda Irawan.
Hal itu disampaikan Ketua PPK Padang Sago pada acara diskusi sekaligus silaturahim bersama mahasiswa KKN UIN Bukittinggi atas kolaborasi PPK Padang Sago dengan Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Padang Sago.
Dalam diskusi yang bertajuk “Membangun Kepedulian Mahasiswa Dalam Pemilu 2024” tersebut, Ade mengatakan mahasiswa harus tahu kapan pemilihan diselenggarakan. Menurut dia, mahasiswa juga wajib mensosialisasikan kepada masyarakat luas, baik itu tentang pemilihan DPD, DPR RI, DPRD Provinsi, serta DPRD Kabupaten dan Kota.
Ia berharap kepada mahasiswa KKN agar bisa berpartisipasi juga untuk mensosialisasikan terkait tahapan pemilu 2024. Misalnya, memberikan pendidikan terkait pemilu, ajakan untuk memilih pada tanggal 14 Februari tahun 2024 nanti.
Sementara itu, Ketua Panwascam Padang Sago Roni Okdiarto mengungkapkan terkait golput yang masih dilakukan pemilih pemula. Ia memaparkan hak pilih merupakan sebuah hak dan kewajiban.
“Secara undang-undang memang tidak ada yang menyebutkan jika memilih merupakan hak, tetapi secara moral kita itu wajib mempunyai pemimpin. Agar hak kesejahteraan kita dapat terpenuhi, kita harus menunaikan kewajiban yaitu dengan memilih sehingga tidak alasan untuk tidak memilih,“ ungkapnya.
Selanjutnya, Roni memberikan kiat-kiat kepada generasi milenal untuk membagikan pengaruh-pengaruh positif berkaitan dengan pemilu utamanya dilingkungan tempat KKN.
“Misal ada masyarakat kita tiba-tiba mendapat serangan fajar atau istilahnya money politic, kita sebagai pemilih cerdas bisa menolak dengan tegas. Terkait dengan memilih pemimpin, besok-besok nggak usah milih yang bagus. Kalo nggak ada yang bagus, pastikan yang terburuk tidak terpilih,” ungkap Roni.
Sebagai pemilih cerdas, harus paham bahwasannya memilih itu sangat penting. Memang secara konstitusi memilih itu hak, tetapi secara moralitas memilih itu wajib karena kita harus memiliki pemimpin agar hak-hak kita terpenuhi. (nal)