Buk Nur Lagi Nunggu Penyaluran Bantuan Beras |
PADANGPARIAMAN--- Program penyaluran bantuan beras bagi masyarakat miskin atau masyarakat kurang mampu lainnya diharapkan bisa terus dilanjutkan. Artinya, siapa pun nantinya yang dilantik sebagai Presiden, sebagai kepala pemerintahan yang baru, namun dia diharapkan tetap bisa melanjutkan program bantuan beras murah sepertti yang ada sebelumnya.
"Iyolah kalau dapek tantu iyo, bantuan barehko handaknyo taruihlah balanjuik maso nan ka tibo," ungkap Elvi, warga Kapuah Nagari Gadur, Kecamatan Enam Lingkung, di sela-sela antrian penerimaan bantuan beras di Kantor Pos Pauah Kamba, Kecamatan Nan Sabaris.
Apalagi, dengan harga beras yang relatif cukup tinggi akhir-akhir ini, yang mencapai Rp.18 ribu perkilonya, khususnya jenis premium, maka bantuan beras yang diterimanya itu jelas dirasakan sangat meringankan beban ekonomi keluarganya.
Belum lagi harga-harga kebutuhan pokok lainnya, jelang lebaran ini harganya juga cenderung meningkat lebih mahal. "Iyo contohnyo harago gulo kinilah sampai 18 ribu, baitu juo harago minyak manih, haragonyo lah sampai pulo Rp17 s-d Rp18 ribu sakilo," keluhnya.
Apalagi dia sendiri juga tidak memiliki areal yang cukup untuk menanam padi."Salamoko awak lai dapek bantuan bareh agak sakaruang sabulan. Mudah-mudahan ke depannyo tantu bisa pulo batambah handaknyo," terangnya.
Senada dengan itu, diakui warga Kapuah lainnya, Nurjani (70), dia berharap, bantuan beras yang disalurkan pemerintah kepada masyarakat kurang mampu seperti dirinya hendaknya bisa diikuti oleh bantuan dalam bentuk lainnya, hingga diharapkan bisa meringankan beban masyarakat yang saat ini sedang dibelit ancaman krisis ekonomi akibat tidak stabilnya harga-harga di pasaran. "Sudahtu, apo yang ditanam kini banyak yang indah tumbuah atau marano, alun lai ancaman hamo tupai, banyak buah karambia nan mati mudo dibueknyo, jadinyo indak bara yang bisa diarokkan hasianyo," bebernya.
Nurjani mengakui, serangan hama tupai yang menyerang tanaman atau buah kelapa milik petani, khususnya sejak beberapa waktu terakhir ini boleh dikatakan sangat mengkhawatirkan sekali. Buktinya, ada diantaranya yang menyerang lebih dari separoh produksi buah yang ada, alhasil buah kelapa itupun banyak yang berguguran atau rontok begitu saja. Bahkan tak peduli, apakah buahnya masih muda atau pun telah matang sekalipun.
Senada dengan itu, diakui Nur (70) warga Medan Baiak, Nagari Ulakan, saat ditemui di Kantor Pos Pauah Kamba kemarin. Nur tidak menampik jika kondisi kehidupan ekonomi masyarakat dewasa ini memang terbilang cukup memprihatinkan. Terlebih lagi mengingat tidak stabilnya harga-harga kebutuhan pokok di pasaran.
Diakuinya, terjadinya gonjang-ganjing berupa kenaikan harga pangan maupun harga kebutuhan pokok di lapangan, tentunya tidak terlepas dari kondisi yang melingkupinya. Termasuk diantaranya akibat pengaruh perubahan cuaca yang cenderung tidak menentu. Belum lagi akibat dampak lain, seperti letusan gunung Merapi, yang turut berdampak pada terjadinya peningkatan suhu udara.
"Itulah makonyo kini banyak tanaman yang ditanam indak rancak pertumbuhannyo. Bahkan apo ditanam sarupo lado misalnyo banyak yang indak tumbuah. Itu makonyo harago-harago jadi naiak kasadonyo. Apalai kini hari lah ampiah lo masuak ka rayo," terangnya.
Bahkan tidak hanya itu saja sebutnya, belakangan serangan hama juga semakin meresahkan petani, salah satunya serangan hama tupai yang akhir-akhir ini sangat meresahkan petani kelapa di Ulaan. "Kalau kini iyo agak lain pulo ganasnyo, ampia indak ado yang tingga untuak kadijua lai," terangnya.
Untuk itulah Nur berharap kiranya para pemangku kepentingan di daerah ini bisa lebih peka dalam memperhatikan kondisi keprihatinan yang mereka alami, sekaligus bisa mencarikan solusi terbaik untuk itu, sehingga masyarakat tidak terkesan ditinggalkan begitu saja. (ris)