Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Yota Balad, antara Hijrah dan Jihad Menuju Walikota

Sabtu, 15 Juni 2024 | 14:32 WIB Last Updated 2024-06-15T07:32:37Z

 

Yota balad



Wiztian Yoetri

Wartawan Senior


"Sudah menjadi ketentuan Allah, bahwa untuk mencapai sesuatu yang mulia, harus dengan kesungguhan, dan menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan."


Itulah kutipan dari catatan kaki, Al Quran, Surah  Al Balad ayat 4, seakan-akan melukiskan, refleksi dari perjalanan hidup Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pariaman Yota Balad,S.STP, MM yang sedang berjuang meraih  kursi Walikota Pariaman dalam Pilkada 2024-2029 yang akan berlangsung bulan November mendatang.


Bahwa, untuk mencapai kemuliaan, seorang Yota Balad,  harus berjihad, berjuang dengan sungguh-sungguh.


Tapi, sebelumnya, harus menghadapi  perjuangan, dan tantangan kehidupan. Dan, itu harus dilewati dengan bijak, dengan sabar dan tentunya dengan penuh keikhlasan.


Surah Al Balad, merupakan surah ke-90 dalam Al Quran. Surah ini terdiri dari 20 ayat dan termasuk kedalam golongan surah makkiyah.


Pelajaran apa yang dapat diambil dari surah Al Balad?

Keutamaan membaca surah Al Balad, agar terhindar dari murka Allah Swt dan dijauhkan dari rintangan di hari kiamat. Sebagaimana hadist Rasulullah Saw; "Barangsiapa yang membaca surah ini, maka Allah akan memberinya keamanan dari neraka-Nya di hari kiamat, dan menyelamatkannya dari segala halangan."


Adapun isi kandungan surah Al Balad antara lain,  Allah Swt bersumpah demi Makkah, bahwa  Dia telah menciptakan manusia dengan kesulitan dan kelelahan menghadapi hidup di dunia. Allah Swt mencela pemikiran, keyakinan, dan pandangan manusia, bahwa tidak ada yang mampu mengalahkan mereka.


Maka mengaitakan surah Al Balad ayat empat, dengan perjuangan Sekda Kota Pariaman Yota Balad menuju kursi Pariaman Satu,  seakan- akan suporting yang relevan. Ada dorongan semangat yang luarbiasa.


Bahwa, tantangan di depan mata, adalah bagaimana Yota harus berjuang dengan memenangkan hati rakyat. Untuk itu, karier cemerlang yang sudah dibangun, mulai dari Camat Pariaman Tengah, Kepala Satpol PP, Kadishub, Inspektur Kota Pariaman, dan Sekda Kota Pariaman yang harus dikorbankan, menjadi gambaran dari perjalanan "sosialisasi" Yota Bakad, yang lahir dan besar di Kampung Baru, Kecamatan Pariaman Tengah itu, untuk mengenal dan juga untuk dikenal wargakota Pariaman.


Maka, ibarat berjalan, sudah banyak yang dilihat oleh Yota. Bahwa berniat  dan bercita-cita menjadi walikota merupakan bagian dari semangat hijrah dan jihad. Karenanya, ketika telah selesai dari suatu urusan,ada perintah Alquran, maka kerjakan urusan yang lain dengan sungguh-sungguh. Agar dengan kesungguhan itu, "menggerakkan" kehendak Allah untuk mewujudkan harapan.


Maka, sesungguhnya langkah, yang dilakukan Yota, dari sekda ke walikota, dengan dukungan sejumlah tokoh masyarakat kota Pariaman, serta perantau bukanlah kerja ambisius, justru ini merupakan bagian dari gerakkan "hijrah" dan "jihad". Walaupun resikonya Yota Balad, harus berkorban dengan resiko berhenti dari Aparatur Sipil Negara. Meninggalkan jabatan sekda, posisi tertinggi seorang ASN di eselon dua.


Inilah yang namanya konsekuensi, seorang pemimpin tangguh, dan  hanya kepada Allahlah Yota Balad selanjutnya berharap. Semoga   wargakota mengamanahkan, dan Allah meridhoi menuju Pariaman Satu. Aamiin! **

×
Berita Terbaru Update