Irman gusmab |
Wiztian Yoetri
Wartawan Senior
"Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu),kecuali apabila dikehendaki oleh Allah, Rabb seluruh alam."-- QS. At Takwir ayat 29
Rahasia yang tak pernah tersingkap oleh manusia dalam hidupnya adalah pertemuan, jodoh, rezeki dan maut. Ayat di atas menunjukkan kuasa ilahiyah (qudrah iradah) atas manusia yang tak punya kuasa.
Namun demikian, Allah Swt memberi perangkat kepada manusia untuk berpikir, memilih banyak jalan dengan segala sunatullah (hukum sebab akibat) atau kausalitas yang menjadi bagian dari alam.
Agaknya ayat diatas menarik untuk dikutipkan, sebagai manifestasi dari perjalanan politik seorang putra terbaik Sumatera Barat, Irman Gusman. Galib perjalanan politik itu, memiliki fluktuasi yang tajam dari atas ke bawah dan sebaliknya. Terlepas apa kesalahan hukum di mata manusia, Hamka, Nelson Mandela, Pramoedya, bahkan Dahlan Iskan, akrab dengan penjara tetapi mereka tetap tabah.
Irman Gusman adalah hal baru dalam fenomena ini. Anggota DPD-RI hasil Pemilihan Suara Ulang (PSU) di Sumatera Barat, tanggal 13 Juli, itu terpilih dengan perolehan suara 176.987 suara.
Irman Gusman, mantan Ketua DPD-RI, meraih posisi keempat, setelah Cerint Iralloza 283.020, Muslim Yatim 199.919, dan Jelita Donal 187.765 suara.
Suara sah di Sumatera Barat berdasarkan rekapitulasi, tercatat 1.439.145. Dan, suara tidak sah diungkapkan KPU Sumbar sebanyak 21.913 suara. Sementara peserta PSU ulang, adalah terdiri dari 16 orang.
Kembalinya Irman Gusman ke panggung nasional menjadi anggota senator, sebetulnya sudah diprediksi jauh sebelumnya. Namun, karena KPU mencoret nama Irman, membuat perjalanan kemenangan Irman terpaksa menunggu waktu. Menunggu perintah Pemilihan Suara Ulang dari Mahkamah Konstitusi.
Irman sempat terganjal, oleh kasus jebakan, dan setelah melalui putusan Mahkamah Konstitusi, ternyata Irman Gusman memenuhi syarat sebagai calon anggota DPD-RI.
Menurut pengamat Politik dan Hukum dari Universitas Andalas, Prof Dr Asrinaldi, seperti disiarkan koran Sindo, masyarakat Sumbar, adalah pemilih kritis. Masyarakat, merasakan bahwa kasus yang dialami Irman Gusman adalah jebakan.
Setelah diklarifikasi, faktanya yang dialami Irman, adalah gratifikasi dan ini dibuktikan dengan putusan Pengadilan.
Untuk meraih posisi empat besar, Irman Gusman sama sekali tidak berkampanye, baik untuk Pemilu 2024, maupun pada Pemilu DPD. Juga tanpa alat peraga pemilu.
Selain didukung suara kritis masyarakat Sumbar, sebuah bukti, bahwa Irman Gusman masih dicintai masyarakat Sumatera Barat. Karena dua periode, berada di DPD RI, dan sebelumnya pernah menjadi utusan daerah sebagai anggota MPR RI, Irman berbuat nyata untuk kepentingan. Sumbar, dan namanya harum ditingkat nasional dan internasional.
Irman, dalam posisi pimpinan lembaga tinggi negara, baik sebagai Ketua DPD RI, maupun sebelumnya menjadi wakil Ketua DPD RI, tampilannya telah membanggakan Sumatera Barat. Irman senantiasa berbuat terbaik.
Begitu juga, jalinan silaturahmi Irman tidak pernah putus dengan tanah kelahirannya Minangkabau. Turut serta menggerakkan pembangunan. Sebagaimana tagline, yang menjadi spiritnya; Mengabdi untuk Negeri.
Itulah sebabnya, rasa cinta masyarakat terhadap Irman, tak pernah berubah, apalagi telah diperlakukan tidak adil, dengan kasus jebakan, masyarakat senantiasa berkomitmen dengan perjuangan dan perbuatan baik, yang telah dilakukan Irman untuk Sumatera Barat.
Maka, keterpilihan sosok tokoh Muhamadiyah, dan putra dari tokoh Muhamadiyah Gusman Gaus, itu, menjadi harapan baru bagi Sumatera Barat.
Ada harapan masyarakat, agar pada perjuangan fase berikutnya, menuju hasil Pemilu 2024-2029, Irman Gusman, mampu menjadi energi baru bagi Indonesia.
Perjuangan Irman Gusman, tidak terlepas dari ridhno Allah, dan rasa cinta masyarakat Sumatera Barat ; Dan, kamu tidak dapat menempuh jalan itu, kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb Seluruh Alam. Artinya, perjalanan dan kemenangan putra Minangkabau yang bernama Irman Gusman, juga identik dengan perjalanan spritual seorang anak manusia.
Selamat pak Irman Gusman;Mengabdi untuk Negeri!