Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Tekan Laju Inflasi, Disdagnakerkop Aktif Pantau Harga di Pasaran Sejumlah Komoditi Alami Kenaikan Harganya

Kamis, 04 Juli 2024 | 09:22 WIB Last Updated 2024-07-04T04:14:08Z

 

bupati suhatri Bur Saat Acara


PADANGPARIAMAN ------  Dalam rangka untuk menekan tingkat angka inflasi di daerah  Kabupaten Padangpariaman, maka jajaran Dinas Perdagangan Tenaga Kerja dan Koperasi (Disdagnakerkop) Pemkab Padangpariaman terlihat mengintensifkan pemantauan harga-harga komoditi dan harga kebutuhan pokok lainnya di pasar-pasar tradisional yang ada di Kabupaten Padangpariaman.


Seperti diakui Kadisdagnakerkop Padangpariaman, Jon Kenedy kemarin, dari hasil pemantauan yang dilakukan pihaknya di lapangan diketahui, meski sempat terjadi fluktuasi harga di pasaran, namun kenaikannya tidak begitu signifikan. "Memang beberapa komoditi ada yang mengalami kenaikan harga, tapi kisarannya tidak begitu tinggi, berkisar antara seribu rupiah hingga lima ribu rupiah," terangnya. 


Seperti data yang dihimpun melalui Jon Kenedy Rabu kemarin, harga beberapa komoditi dan kebutuhan pokok seperti, beras   medium yang berkisar Rp.16.000/kg, beras premium premium Rp. 16.500, cabe merah keriting berkisar Rp. 45.000,  rawit  hijau Rp. 50 s-d 58.000.


Sementara itu harga bawang merah di tingkat pedagang pengecer berkisar Rp. 40.000, gula pasir curah  Rp. 17.500, minyak goreng curah Rp. 17.500 dan beras premium berkisar Rp. 20.000. 


Seperti diakui Jon Kenedy dari sekian komoditi dan bahan kebutuhan pokok yang ada di pasaran yang paling terlihat peningkatannya hanya jenis rawit hijau, sementara harga cabe merah keriting sendiri, tingkat kenaikannya tidak begitu signifikan. 


Diakuinya, meski daerah Kabupaten Padangpariaman tidak termasuk daerah dengan tingkat inflasi tinggi, seperti yang ada di Kota Bukittinggi dan Kota Padang, namun tetap saja pihaknya dari Dinas Perdagangan terus berperan aktif memantau setiap perkembangan harga-harga yang ada di pasaran. Hal itu menurutnya sekaligus dimaksudkan sebagai langkah antisipasi agar tingkat inflasi di daerah ini bisa terus ditekan, tentunya sesuai dengan langkah-langkah yang akan diambil nantinya. 


Disebutkan, terjadinya kenaikan beberapa harga komoditi maupun barang-barang kebutuhan pokok lainnya, tentunya tidak terlepas dari berbagai kondisi yang melingkupinya. Baik itu akibat berkurangnya stok di pasaran, apakah itu disebabkan terjadinya gagal panen akibat pengaruh atau  fakto cuaca dan lain sebagainya. "Faktor kesulitan transfortasi secara tidak langsung  tentunya juga ikut berpengaruh terhadap kenaikan harga-harga di lapangan. Apakah itu akibat adanya gangguan atau hambatan di jalan raya yang menyebabkan meningkatnya kost yang harus dikeluarkan, ataupun karena faktor jauhnya jarak tempuh yang harus dilalui untuk mengangkut berbagai komoditi yang ada. 


"Meski demikian untuk daerah kita Kabupaten Padangpariaman, alhamdulillah kenaikan harga bahan pokok atau tingkat inflasi itu tidak terlalu berpengaruh, karena masyarakat yang berada di daerah kita di Padangpariaman selama ini kan tidak sepenuhnya tergantung pada komoditi yang berasal dari luar, melainkan masih cukup tersedia di daerah mereka," terangnya. 


Di pihak lain, disinggung terkait merosotnya beberapa komoditi hasil pertanian masyarakat, seperti halnya merosotnya harga komoditi pinang di pasaran yang hanya berkisar Rp.5000 perkligramnya, Jon Kenedy menegaskan, jika kondisi itu jelas tidak terlepas dari faktor demand atau permintaan pasar dan banyaknya produksi yang beredar di pasaran. 


"Situasi itu memang telah kita telusuri kepada beberapa pengusaha, dan informasi yang kita terima faktornya karena terbatasnya permintaan yang datang dari luar. Akibatnya tentu bisa ditebak, meski masih tetap bisa dipasarkan keluar namun harganya jadi jauh dari harga yang diharapkan," tegasnya. Demikian pula faktor kualitas dari produk pinang yang ada tentunya juga menjadi pertimbangan utama bagi pasar yang ada di luar negeri.


"Untuk itu tentunya para petani kita juga diharapkan agar bisa mensiasatinya sedemikian rupa, termasuk mungkin bagaimana menanam jenis tanaman lain sebagai tanaman sela, sehingga tidak hanya tergantung pada satu jenis komoditi saja," terangnya. 


Karena lanjutnya, seperti diketahui, sudah menjadi hukum pasar selama ini, saat permintaan tinggi  maka harga harga komoditi akan meningkat dengan sendirinya. Begitu pun saat produksi melimpah sementara permintaan sedang lesu akibat berbagai situasi yang melingkupinya, mmaka sudah barang tentu pula harga-harga akan ikut merosot di pasaran. (ris)



×
Berita Terbaru Update