![]() |
Jembatan Lubuak Napa Padang Sago |
PADANGPARIAMAN--- Keberadaan jembatan Lubuak Napa, Kecamaan Padang Sago, Padangpariaman yang hingga kini yang menghubungkan antara dua kecamatan, yaitu Kecamatan Padang Sago dan Kecamatan Patamuan kini kondisinya terlihat semakin memiriskan saja.
Hal itu setidaknya terlihat dari semakin parahnya kondisi kerusakan pada bagian beton penyangga dan bagian pondasinya. Makanya sangat beralasan, banyak pihak mengkhawatirkan, jika jembatan senilai Rp.6 miliar lebih itu tidak segera dibenahi seperti diharapkan, bisa saja berakibat sangat fatal.
Termasuk bisa saja menyebabkan ambruknya jembatan yang dibangun sekitar satu tahun yang lalu itu.
Seperti diakui sejumlah warga saat menjawab media ini Kamis kemarin, bahwa kerusakan bagian beton penyangga jembatan itu terjadi hanya berselang tiga bulan setelah dibangun.
Kerusakan itu terutama dipicu terjangan air bah yang berasal dari aliran Batang Mangau yang mengalir di bawah jembatan yang terbilang megah itu.
"Iya, kalau kerusakan ini dibiarkan berlarut-larut, tentunya kondisinya bisa semakin buruk. Bahkan bisa saja terancam kembali ambruk seperti sebelumnya," terangnya.
Sekadar diketahui, jembatan Lubuak Napa sebelumnya juga pernah mengalami peristiwa ambruk akibat hantaman air bah yang menerjang kawasan itu. Selanjutnya, setelah menunggu selama beberapa waktu lamanya, jembatan itu akhirnya kembali dibangun oleh pihak pemerintah Kabupaten Padangpariaman.
Hanya saja sayangnya, hanya berbilang bulan, penyangga beton yang ada di sekitar jembatan itu kembali mengalami kerusakan cukup fatal. Pemicunya sama tidak berbeda dengan sebelumnya, yaitu sama-sama diakibatkan terjangan air bah.
"Makanya harapan kita kerusakan jembatan ini hendaknya bisa sesegeranya dibenahi, sehingga kerusakannya tidak malah semakin parah," terang Hen, warga setempat.
Menurutnya, untuk mengantisipasi kerusakan serupa seperti kejadian sebelumnya, maka solusi yang sangat diharapkan untuk itu, yaitu bagaimana agar aliran sungai di sekitar kawasan itu bisa dinormalisasi secara permanen.
"Mungkin hanya itu satu-satunya solusi yang paling pas untuk saat ini. Sebab, tanpa adanya normalisasi yang permanen rasanya sangat berisiko, terutama saat terjadinya banjir bandang dan sejenisnya," terangnya.
Untuk menormalisasi aliran Batang Mangau yang ada di kawasan itu, mungkin bisa saja melalui pemasangan betonisasi di sekitar pinggiran aliran sungai yang mengarah ke badan atau pondasi jembatan yang ada di kawasan itu. (ris)